Tantangan -Kehilangan
Sepertinya untuk sekian kali terbitnya sang fajar aku harus bersembunyi di tempat yang terkurung rapat dengan kesunyian, agar tak ada lagi siul fatamorgana yang mengajak kembali pada kenangan.
Kata kebanyakan orang kenangan itu harus selalu di ingat dan di pikirkan supaya mampu menimbulkan kebahagiaan. Tak selalu demikian ternyata.
Senja yang begitu menyala, ia sandar kan tulang punggung di bingkai jendela kamarnya. Tepat di titik fokus pandang matanya ia melihat tumbuhan padi terhampar begitu mengusik jiwa dengan lambaian yang di beri angin melalui daun yang menempel pada tubuhnya, juga sebongkah bulirnya mengajak menari dalam kumparan memori.
“sudahlah, tak usah kau susah payah bertarung dengan masa lampau , biarkan ia melepas dirinya dari belenggu ingatan mu” titah isi hati nya pada dirinya sendiri.
“Hummffhh… benar juga, buat apa aku mempermasalah kan kisah yang sudah harus terkubur sepuluh tahun silam”
Akhirnya, ia menyadari juga dengan perputaran waktu yang harus rela di terimanya. Sebenarnya bukan masalah rela atau tak rela, tapi begitulah hukum dunia. Kadang dunia di hukumi kejam, kadang juga di nyatakan pembawa kebahagiaan. Seperti itu juga kondisi pada kisah yang di alami setiap manusia, mau tak mau roda harus berputar jika ingin tetap dalam keadaan hidup.
Hidup manusia itu tak sesimpel hudup nya bangsa flora atau fauna. Kita sebagai manusia di tuntut untuk lebih dari sekedar memiliki ciri-ciri: bernafas, makan, minum, bergerak, bereproduksi, peka terhadap rangsangan, beradaptasi dan berekresi. Kita ini makhluk yang paing sempurna,memiliki akal dan fikiran. ini keunggulan yang tak dimiliki makhluk lain. Namun dengan adanya keunggulan itu di ibaratkan kita memiliki dua mata pisau yang berfungsi secara berlawanan,jika kita mampu menggunakannya dengan baik, barang tentu akan berefek baik pula pun demikian sebaliknya.
“Ah iya, aku ini makhuk hidup yang bernama manusia, terlalu naif jjika aku tak menempatkan akalku sebaik-baiknya’’
Ia seakan mendapat pasokan energi baru yang ajaib, pandangannya di pindahkan ke pemandangan yang menyuguhkan gelontoran air dari petak yang lebih atas ke petak yang ada di bawahnya.
‘’Mungkin tak bisa di katakan sepenuhnya sehat akal ku ini jika aku selalu mempergunakannya untuk memohon, meminta di kembalikan pada waktu itu, waktu dimana aku di beri kejutan berupa peristiwa kehilangan..’’
Memang tak bisa di sangkal lagi, kehilangan harapan adalah sesuatu yang menyakitkan. Seakan runtuh langit yang yang selama ini memayungi. Tepat, harapan yang ia punya terpangkas poleh keadaan ekonomi keluarga yang serba kekurangan.
Kehilangan seperti apa persis nya yang ia rasakan? akan membuat sedikit rasa penasaran itu muncul jika cerita yang ada di tulisan ini di buat bersambung. Ini sebagai salah satu contoh yang aku pilih untuk menyatakan bahwa minat ku dalam hal menulis adalah berada di gendre non-fiksi kreatif atau tulisan yang non-fiksi yang dibumbui dengan opini khas fiksi. Alasan kenapa aku lebih suka ke gendre ini karena lebih bisa di ajak santai ketika membuat tulisannya, pun begitu bagi para pembaca nya, tanpa mengurangi kesan juga pelajaran yang dapat di ambil dari tulisan tersebut.
Semangat ka
Keren kak 👍👍👍
wah. Selamat ya Sayang sudah menyelesaikan tantangan pekan ke-2 ODOP. walaupun sebenarnya, masih ada tulisan di- yang seharusnya di gabung, malah di pisah. kan kasihan dia Yang. hehe
Contohnya di ingat, di hukum, atau di buat. seharunya kan di diingat, dihukum dan di buat.
Tetep Semangat Sayangku... meskipun kamu punya keterbatasan waktu untuk menulis, tapi kamu sudah berhasil menunjukan kalau kamu mampu dan bisa. sejauh ini.
Sukses selalu ya kakak