5 Faktor Terjadinya Kenakalan Remaja
Kesal campur marah kurasakan. Serius! Aku terhenyak….kaget bukan main ketika melihat beranda media sosial yang berisi topik kenakalan remaja. Sejagat maya di Indonesia (mungkin juga dunia) pasti juga kaget ketika membaca berita tentang seorang anak koma gegara dipukuli anak pejabat.
Aku nggak habis pikir, kok ada ya? orang sebengis itu. Tega-teganya menganiaya anak orang sampai kepalanya di hajar dan ditendang padahal korban sudah nggak berdaya.
Berbeda jauh dengan apa yang aku alami dulu. Syukur alhamdulillah tahaddus bin ni’am.Yaah. Meskipun sebetulnya ada saja sih bentuk-bentuk kenakalan yang terjadi, namanya juga masa remaja pasti ada saja isu-isu kenakalannya. Cuman memang nggak separah seperti berita viral di sosmed akhir-akhir ini. Apa mungkin karena memang zaman dulu belum terlalu ramai dunia maya kali ya? Tapi aku tetap bersyukur, lingkungan pertemananku dulu aman-aman saja.
Sebagai seorang guru di sekolah menengah atas, aku juga cukup sering merasa dipusingkan dengan berbagai macam ulah anak-anak SMA. Dari mulai permasalahan bolos sekolah, pacaran, sampai kedisiplinan berpakaian yang sering diabaikan.
Terlihat simpel sih karena nggak ada kasus yang sampai tauran baik dengan sesama rekan satu sekolah ataupun di luar sekolah. Tapi Masya Allah luaarrr biasa bikin tarikan napasku seratus kali lebih panjang. Seperti saat aku memergoki sekumpulan anak laki-laki yang merokok di warung seberang sekolah ,padahal sedang berlangsung jam pelajaran. Atau pas kebetulan mau ke kantin belakang sekolah tiba-tiba ada sepasang siswa dan siswi yang lagi asyik ngobrol dan terlihat tatapan matanya begitu mesra padahal sudah jam pulang ditambah sekolahku adalah lembaga pesantren. Aduh!
Usia remaja memang usia yang mejeuhna, apalagi rentan usia 15 sampai 17 tahun yang tak lain biasanya adalah usia sekolah tingkat atas. Usia segitu betul-betul masanya mencari jati diri dan rasa penasaran yang sangat luar biasa. Kerasa juga sih dulu sama diri sendiri, dengar orang punya pacar ingin juga merasakan gimana indahnya dikasih perhatian sama sang pacar. Atau nyimak salah satu teman yang curhat coba bolos sekolah dan malah asyik nongkrong di warnet, pengen juga coba kaya begitu. Tapi hal yang masih aku syukuri sampai detik ini, rasa penasaran yang sering terlintas itu nggak pernah sempat teraplikasikan.
Oke, kembali pada isu kenakalan remaja zaman sekarang. Ternyata ada banyak faktor yang bisa menyebabkan mencuatnya kenakalan remaja.
5 Faktor Terjadinya Kenakalan Remaja :
Pendidikan keluarga
‘Al umm madhrasatul ‘ula’ seorang ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya. Namun bukan hanya seorang ibu yang meamiliki peran penting atas pendidikan anak dalam keluarga, namun ayah juga merupakan seorang kepala dari sekolah yang bernama keluarga, aberarti di sini ayah punya peran yang lebih utama.
Sebuah keluarga adalah satuan pendidikan utama yang fundamental bagi seorang anak. Mau dibentuk seperti apa pun dasarnya adalah keluarga, karena ketika seorang anak lahir yang memang dalam keadaan masih bersih, lingkungan yang pertama kali memberikan warna adalah keluarga. Jika anak itu tumbuh dalam didikan keluarga yang baik, Insya Allah kenakalan remaja yang mungkin terjadi ketika mulai memasuki usia remaja akan berhasil di minimalkan atau bahkan dicegah sama sekali.
Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga yang tidak mengindahkan pendidikan terlebih prihal etika dan moral terhadap anak, hampir bisa dipastikan akhlak anak pun mengalami penyimpangan di kemudian hari.
Lingkungan sekitar
Faktor kedua yang nggak kalah berpengaruh adalah lingkungan, banyak kenakalan remaja terjadi sebab pergaulan di lingkungan sekitar yang salah. Misanya pengaruh dari teman sebaya yang melakukan kenakalan remaja dapat menggerus nilai dan norma yang sudah berusaha ditanamkan pada tingkat keluarga.
Ditambah lagi gejolak rasa ingin tahu pada diri anak remaja, akan memperlancar tindakan yang masuk pada lingkup kenakalan remaja. Sekalipun tindakan-tindakan yang mengacu pada hal negatif.
Kurangnya pengetahuan ilmu agama
Walau bagaimanapun agama adalah pembatas antara baik dan buruk. Seorang remaja yang tumbuh dan dibesarkan dengan bimbingan agama yang bagus, tidak akan terjerumus pada kecenderungan untuk melakukan kenakalan-kenakalan.
Selain kasih sayang dan pola asuh yang tepat, pengetahuan agama juga sangat penting untuk ditanamkan pada anak agar mereka mampu mengenali batasan-batasan juga mampu mengantisipasi hal-hal negatif pada dirinya.
Media massa
Wah ini betul-betul tantangan yang wajib sekali dihadapi oleh para orang tua khususnya yang memegang kendali pendidikan pada anak. Sayangnya kita semua yang hidup di era digital ini tak bisa menghindar darinya.
Media masa diibaratkan dua mata pisau yang memiliki dua fungsi berbeda. Ketika salah penggunaannya maka ia akan membuat terluka. Sebaliknya jika penggunaannya bijak, media sosial akan sangat memberikan manfaat. Banyak kenakalan remaja terjadi dipicu karena pengaruh dari adanya penyalahgunaan media sosial.
Kondisi ekonomi
Hampir di semua aspek kehidupan, faktor ekonomi sangat renyah untuk diperbincangkan. Tak terkecuali pada kehidupan remaja yang sering kali orang mengistilahkan dengan ‘jalan menuju’ dimana masa peralihan dari predikat anak-anak ke usia remaja sebelum akhirnya akan masuk usia dewasa.
Mengutip dari sekelumit pengalaman pribadi juga, ketika fisik sedang kuat-kuatnya, semangat lagi membara-baranya, sering mengambil keputusan tanpa berpikir panjang, dan emosi yang cepat banget tersinggung, serta rasa keingintahuan membuncah tiba-tiba faktor ekonomi tidak mendukung, di situ kekecewaan bisanya datang merasuki.
Jika seorang remaja yang nggak kuat dengan benturan ekonomi sedangkan pertimbangan agama dan falsafah dikesampingkan, nah biasanya inilah ya akan memicu adanya tindakan kenakalan pada remaja.
Sobat, itulah tadi sedikit cerita tentang isu kenakalan remaja juga faktor penyebabnya.
Mudah-mudahan bagi sobat yang masih ada di fase remaja, bisa menggunakan masa itu dengan sebaik-baiknya. Dan bagi sobat yang sudah mulai mak-mak kaya aku, mudah-mudah kita diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk bisa mendidik dan membimbing anak-anak kita supaya nantinya jauh dari kata remaja yang nakal. Aamiin