Baterai Lemah, Pengisian Daya Lambat

 

Setidaknya gula lebih kuat daripada aku. Ia masih bisa bertahan dengan ke-tidak-dianggap-an dirinya di dalam satu gelas kopi manis. Sedangkan aku, aku masih belum bisa menerima ketika usaha yang sudah aku lakukan itu tidak dianggap.

Hehehe. Tulisan kali ini jujur sedikit ngawur. Semoga sobat bu-ibu yang tidak sengaja mampir ke sini tidak jadi hilang perasaan kepadaku. Aamiiin. Kengawuran ini sengaja aku tulis untuk menghilangkan perasaan negatif yang ada di dalam diri.

Aku Capek!

Sepulang mengikuti kegiatan assesmen kompetensi guru (AKG) di salah satu sekolah di luar kecamatan, kepalaku terasa berat sekali. Rasanya ingin meledak, walaupun sebetulnya aku juga belum pernah merasakan kepala meledak sungguhan.

Mungkin soal-soal rumit yang aku kerjakan sewaktu mengikuti tes tiba-tiba masuk dan mengacak-ngacak otak. Kalau iya, hemm...obat apa yang bisa aku minum untuk mengusirnya, ya?

Mungkin juga sakit kepala tidak tertahan ini muncul karena aku berangkat tes tanpa sarapan. Ya Allah, padahal biasanya juga memang jarang sarapan. 

Namun, karena rute perjalanan yang tidak dekat, terus aku jalannya tanpa dihantar badan suami (bisanya kan bisa sambil meluk dari belakang motor, hehehe) jadilah kepalaku seperti ini.

Alasan kedua sepertinya lebih cocok dan masuk akal ketimbang alasan pertama, ya. Padahal, beberapa saat setelah selesai tes itu kepala yang berat itu sempat mendingan, loh. Aku dan rekan sesama guru mampir ke Kang Bakso, memesan bakso full seuhah. Asli, pas makan itu pikiran aku jadi plong. 

Barulah sampai rumah, kepala kembali berat. Bahkan, beratnya lebih parah ketimbang waktu selesai tes. Ya Allah, capek, pusing!

Curhat ke Suami

Sekira pukul setengah empat sore, suami pulang sampai rumah. Satu jam sebelumnya, aku juga sudah pulang. Melihat dia pulang itu rasanya seperti samsak di arena latuhsn tinju yang sudah sedia untuk dipukul-pukul. Hey suami, maafkan aku ya. Hehe

Aku yang seharusnya memasang wajah manis, menyambut kedatangan dia sambil menyiapkan minum atau camilan. Eh, aku mah malah langsung curhat dan minta dipijitin. Yaa ampun, manja sekali aku.

Namun, mau bagaimana lagi. Aku memang capek secapek-capeknya. Kepala aku juga sakit banget. Kalau bukan curhat kepada suami sendiri, masa aku curhat sama suami orang lain. Astaghfirullah.

Untungnya suami bisa mengerti. Ia memilih mendengarkan curhatan aku sambil memijit-mijit kepala. Alhamdulillah ya Allah. Sedikit nikmat walaupun sakit kepalanya belum selesai.

Baterai Lemah, Pengisian Daya Lambat

Pukul enam sore lebih dikit adalah waktu bagi kami untuk membina anak-anak kecil under 7 tahun (U7). Kami membiasakan mereka mengenal sedikit demi sedikit dari banyaknya ajaran Islam. Kepala masih terasa berat walaupun aku sudah melaksanakan salat. Fix ini mah bukan karena rohaninya yang korslet. 

Walaupun sebetulnya baterai sudah lowbet, tapi bukankah mengamalkan ilmu agama itu sama dengan mencharge diri, ya? Walaupun aktivitas pengisian daya ini lambat, tapi nantinya pasti bakal penuh juga. Aamiin.

Berkat pertolongan dari Allah, alhamdulillah aku bisa menyelesaikan rutinitas membina anak-anak U7 sampai selesai. Aku senang  ketika mereka pulang ke tempat masing-masing. Aku senang karena satu, mereka mendapatkan haknya untuk dibina, kedua, senang karena bisa lanjut istirahat. Hehe. Astaghfirullah. 

Eh. Masih ada satu part lagi, anak  U13 yang harus dibina nanti sebakda maghrib. Bismillah walhamdulillah. Berkat pertolongan Allah SWT, dibantu oleh suami tercinta, sebakda isya anak-anak U13 juga pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan aku yang senang seperti tadi. 

PR aku satu lagi. Menyelesaikan tugas menulis satu hari satu tulisan agar bisa lolos seleksi masuk komunitas one day one post (ODOP). Eh? Sudah nulis, deng. Alhamdulillah.

Terima kasih.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url



Beri Dukungan

Nih buat jajan