Cara Kami Mengatasi Tantrum pada Anak

Pexels.com


Anak kami belum genap lima tahun ketika saya menulis artikel cara mengatasi tantrum pada anak. Sejak lahir, Khaulah seringkali menunjukkan gejala tantrum. Sesering itu juga, Alhamdulillah kami bisa mengatasinya.

Ohiya, saya dan suami adalah seorang pekerja. Ketika sedang sibuk dengan kerjaan, kami sering mengalihkan anak ke gawai agar dia bisa anteng. Tidak mengganggu kami.

Ternyata, efek buruk gawai kepada anak itu benar adanya. Kami pun mulai ketat dan membatasi. Walaupun begitu tantrumnya Khaulah bisa terjadi karena beberapa hal selain karena gawai.

Apa Itu Tantrum?

Tantrum adalah ledakan emosional yang biasanya ditandai dengan menangis, berteriak, meronta-ronta, dan kadang-kadang memukul atau menendang. Ini sering terjadi karena anak kecil belum memiliki keterampilan untuk mengekspresikan perasaan atau kebutuhan mereka dengan kata-kata.

Penyebab Tantrum

Pada anak kami, berdasarkan pengalaman mau lima tahun mengurusnya. Ada beberapa hal yang seringkali membuat Khaulah menjadi tantrum. Penyebab-penyebab tersebut biasanya:

Frustasi

Khaulah sering frustasi ketika ia merasa tidak dapat melakukan sesuatu dengan mandiri. Mau minta tolong, mungkin ngeliat kami lagi sibuk, jadinya tidak mau meminta tolong.

Selain itu, Khaulah merasa frustasi ketika ia tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Terakhir, anak kami tantrum hanya karena tangannya tidak diterima oleh teman sebayanya ketika ia hendak salaman.

Mau tidur

Baik anak maupun orang dewasa, perasaan kurang tidur, atau mau tidur biasanya membuat emosi menjadi labil. Kesenggol dikit bisa langsung ngamuk. Padahal masalahnya cuman karena belum tidur aja.  Anak kami biasanya sore atau malam jam 8 sudah mulai tidur. Jika waktu tersebut belum tidur, tidak jarang ia sering tantrum.

Keterampilan Berkomunikasi yang Terbatas

Masalah ini muncul ketika anak kami berusia kurang dari dua tahun. Saat itu Khaulah memiliki gejala speech delay, gejala keterlambatan berbicara. Sulitnya ia berkomunikasi dengan kita, sering banget membuat ia harus marah-marah nggak jelas.

Kurangnya Perhatian

Gejala ini timbul ketika kami sedang sibuk-sibuknya. Sementara, ia mungkin sedang membutuhkan kasih sayang yang utuh. Ya, memiliki pasangan yang sama-sama pekerja ternyata punya minus yang banyak dari segi parenting.

Cara Mengatasi Tantrum pada Anak

Selama hampir lima tahun kami memiliki buah hati, selama itu juga tantrum yang terjadi kepada anak bisa kami atasi. Walaupun awalnya tidak mudah, tapi berkat ilmu, pengalaman dan dukungan dari lingkungan, Alhamdulillah kami berhasil mengatasinya.

Menurut kami, berdasarkan pengalaman itu, cara-cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi tantrum pada anak bisa dilakukan dengan:

Tetap Tenang dan Terkendali

Saat anak mulai tantrum, usahakan untuk tetap tenang. Menunjukkan kemarahan atau frustrasi hanya akan memperburuk situasi. Ambil napas dalam-dalam dan berusaha untuk tetap tenang.

Selalu ingat bahwa tantrumnya anak itu terjadi bukan tanpa sebab. Punten dengan bukan tanpa ada hentinya. Pasti ada sebab dan pasti akan berhenti. Sebelum mikir yang enggak-enggak. Pastikan kita dan pasangan mengambil sikap tetap tenang dan terkendali, yaa.

Kenali Penyebab Tantrum

Coba identifikasi apa yang memicu tantrum. Pokoknya nggak mungkin anak kita marah-marah enggak jelas, ya.

Pasti ada penyebabnya. Jika kami menulis empat penyebab karena pengalaman kami, Khaulah rata-rata tantrumnya karena itu. Nah, anak bunda mungkin berbeda. Namun, pasti tetap ada penyebabnya.

Berikan Pelukan atau Sentuhan Lembut

Seringnya, hal sepele seperti pelukan atau sentuhan lembut bisa membantu menenangkan anak yang sedang tantrum. Ini memberi mereka rasa aman dan perhatian yang mereka butuhkan.

Kalau Khaulah biasanya nggak langsung nerima kalau dipeluk. Tapi ujungnya, ia malah memeluk balik saya dengan eratnya. Kuncinya, berikan pelukan penuh kasih sayang. Usap-usap punggungnya, dadanya, kepalanya, kalau pas bayi mah, bokongnya.

Alihkan Perhatian

Mengalihkan perhatian anak ke aktivitas lain atau benda yang menarik bisa efektif. Misalnya, ajak mereka melihat buku cerita, mainan, atau lakukan kegiatan yang mereka sukai.

Saya sering terpaksa mengalihkan Khaulah yang lagi tantrum ke gawai. Dengan catatan harus dialihkan lagi nanti pas dia sudah reda. Jadi seperti dua kali pengalihan. Dan itu hukumnya wajib dua kali, ya.

Tetapkan Batasan dengan Jelas

Anak-anak perlu memahami batasan. Jika mereka tantrum karena ingin sesuatu yang tidak bisa diberikan, jelaskan dengan tegas dan tenang bahwa mereka tidak bisa mendapatkannya.

Ajarkan Keterampilan Komunikasi

Bantu anak belajar mengekspresikan perasaan mereka dengan kata-kata. Ajarkan mereka kata-kata sederhana untuk mengungkapkan perasaan seperti "sedih", "marah", atau "frustrasi".

Beri Contoh yang Baik

Anak-anak belajar dari perilaku orang tua mereka. Tunjukkan cara mengelola emosi dengan baik. Misalnya, jika Anda merasa marah atau frustrasi, tunjukkan cara menenangkannya dengan mengambil napas dalam-dalam atau berbicara dengan tenang.

Berikan Pujian untuk Perilaku Positif

Beri pujian ketika anak menunjukkan perilaku yang baik atau berhasil menenangkan diri tanpa tantrum. Penguatan positif ini membantu anak memahami perilaku yang diharapkan.

Kesimpulan

Mengatasi tantrum pada anak memerlukan kesabaran, pemahaman, dan konsistensi. Dengan mengenali penyebab tantrum dan menerapkan strategi yang efektif, Anda dapat membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik. Ingatlah bahwa tantrum adalah bagian dari perkembangan anak, dan dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat melewatinya dengan tenang dan bijak.


Next Post Previous Post
4 Comments
  • yourdarling
    yourdarling 18 Juni 2024 pukul 08.41

    Noted, noted. Besok-besok kalau udah punya anak, aku balik lagi ke sini 🤭

  • De Eka
    De Eka 18 Juni 2024 pukul 20.20

    Kalo anak tantrum itu kadang orang tuanya ikutan juga. Emang sih ya emosi itu menular. Dan memang orang tua itu jadi contoh pertama anak²

  • hopelight18area
    hopelight18area 18 Juni 2024 pukul 22.08

    Walau belum memiliki buah hati namun terkadang ikut jagain ponakan sungguh bijak sekali cara mengatasi tantrum yang teh fira bahas ditulisan ini. Terima kasih untuk tulisannya teh fira :))

  • Lajurpenaku
    Lajurpenaku 19 Juni 2024 pukul 13.51

    Waah bisa nih cara parentingnya masukin ke catetanku, kelak aku punya anak gak terlalu panik lagi buat ngalihin anak ketika tantrum. Inilah positif media bisa belajar dari mana saja. Semoga kelak bisa jadi ibu dan orangtua yang sabar dan contoh baik buat anakku kelak. Aamiin

Add Comment
comment url



Beri Dukungan

Nih buat jajan