Pro dan Kontra Tradisi Samenan

Dokumen Pribadi


Alhamdulillah, tulisan ini dibuat setelah anak kami, Khaulah Azda El Ibrahim mengikuti serangkaian kegiatan samenan di sekolahnya. Eh, sebetulnya belum disebut sekolah sih. Masih Kober (kelompok belajar, satu tingkat di bawah pendidikan anak usia dini PAUD).

Samenan, samen, akhirussanah, atau nama lain yang mengacu pada  tradisi yang umumnya dilaksanakan oleh masyarakat  dalam rangka merayakan kelulusan anak-anak dari sekolah.

Acara ini melibatkan berbagai kegiatan seperti arak-arakan, pertunjukan seni, penampilan hiburan, hingga pesta besar yang melibatkan keluarga besar dan lingkungan sekitar.

Di kalangan masyarakat, samenan memiliki berbagai pendapat. Ada yang pro atau setuju, tapi juga ada yang kontra atau tidak setuju. Sahabat ada di posisi mana, nih?

Pro Tradisi Samenan

Banyak kalangan masyarakat yang menganggap bahwa tradisi samenan ini bagus dan harus dipelihara. Adapun alasan mereka yang berpendapat itu, saya coba rangkum dalam beberapa poin berikut:

Pelestarian Budaya Lokal

Tradisi samenan berperan penting dalam melestarikan budaya lokal. Dengan melaksanakan acara ini, masyarakat dapat mengenalkan dan mempertahankan kebudayaan khas ini kepada generasi muda serta masyarakat luas. Hal ini penting untuk menjaga identitas budaya agar tidak terkikis oleh modernisasi.

Peningkatan Keterikatan Sosial

Acara samenan seringkali melibatkan partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat, baik dari keluarga besar maupun tetangga. Ini dapat mempererat hubungan sosial antarwarga serta meningkatkan rasa kebersamaan dan solidaritas di lingkungan sekitar.

Penghargaan atas Prestasi Anak

Samenan juga berfungsi sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi terhadap anak-anak yang telah menyelesaikan pendidikan dasar. Pesta dan perayaan ini memberikan dorongan moral dan rasa bangga bagi anak-anak, yang dapat memotivasi mereka untuk terus berprestasi di jenjang pendidikan selanjutnya.

Kontra Tradisi Samenan

Kalangan lain masyarakat yang menganggap bahwa tradisi samenan ini tidak bagus dan harus dihentikan. Adapun alasan mereka yang berpendapat itu, saya coba rangkum dalam beberapa poin berikut:

Biaya yang Tinggi

Pelaksanaan samenan seringkali membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Keluarga yang kurang mampu mungkin merasa terbebani dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengadakan pesta besar, arak-arakan, dan pertunjukan seni. Hal ini bisa menimbulkan tekanan ekonomi bagi sebagian keluarga.

Pemborosan dan Konsumerisme

Beberapa orang mengkritik samenan karena dianggap sebagai bentuk pemborosan dan konsumerisme yang tidak perlu. Mereka berpendapat bahwa uang yang digunakan untuk acara tersebut lebih baik dialokasikan untuk kebutuhan pendidikan atau investasi masa depan anak.

Gangguan terhadap Ketertiban Umum

Arak-arakan dan pesta besar yang melibatkan banyak orang seringkali menimbulkan gangguan terhadap ketertiban umum. Jalanan yang macet dan kebisingan bisa mengganggu kenyamanan warga sekitar yang tidak terlibat dalam acara tersebut.

Kesimpulan dari Saya

Tradisi samenan merupakan fenomena budaya yang kompleks dengan berbagai aspek positif dan negatif. Di satu sisi, tradisi ini membantu melestarikan budaya lokal, mempererat hubungan sosial, dan memberikan apresiasi kepada anak-anak. Namun, di sisi lain, ada masalah terkait biaya, potensi pemborosan, dan gangguan ketertiban umum.


Sebagai bagian dari masyarakat, kita perlu melihat tradisi ini secara bijaksana. Mungkin diperlukan penyesuaian dalam pelaksanaannya agar dapat mempertahankan nilai-nilai positif tanpa menimbulkan dampak negatif yang signifikan. Dengan demikian, tradisi samenan dapat tetap hidup dan relevan dalam kehidupan modern tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat.


Saya sih termasuk yang nggak mau ambil pusing. Selama anak saya senang, saya juga ikutan senang. Kalau sahabat teh Fira, ada di kubu mana, nih? Pro atau kontra?





Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url



Beri Dukungan

Nih buat jajan