Mengamankan Rumah Tangga Dari Api Neraka, Tanggung Jawab Siapa?


Keluarga muslim ibarat satu sel dalam kesatuan organisme yang saling menyatu satu sama lain membentuk individu yang hidup dalam masyarakat Islam.


Setiap satu rumah adalah satu benteng diantara bentangan benteng yang melindungi akidah Islam. Oleh karena itu, bagian dalamnya harus kuat, berdiri kokoh, dan tak tergoyahkan.


Setiap bagian yang berada di dalamnya berdiri tegak menutup semua celah hingga tak tertembus hal-hal yang membahayakan. Jika tidak demikian, musuh dan penghancur aja menerobos dan memporak-porandakan dan juga merobohkan benteng tersebut.


Sebuah keluarga adalah sasaran pertama dakwah seorang mukmin dalam menegakkan syariat Islam. Ia berkewajiban mengamankan bagian dalam bentengnya terlebih dahulu. Kemudian menutup semua celah nya sebelum ia melangkah jauh keluar membentangkan sayap dakwahnya dengan kata lain sebelum dakwah ke orang lain mukmin itu harus mendakwahkan syariat Islam dan menegakannya dalam keluarganya sendiri.


Dalam sebuah keluarga juga seperti yang sudah kita ketahui bersama pasti ada seorang istri dan juga suami di antara keduanya itu sangat diperlukan kerjasama untuk menegakkan ataupun untuk menguatkan sebuah benteng keluarga dalam hal ini sepasang suami istri harus menjaga baik-baik diri mereka sendiri atau saling menjaga dan juga menjaga anak-anak mereka dari api neraka. 


Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Quran surah at-tahrim ayat 6 yang artinya hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka 


Permasalahan ini tentunya harus diketahui dan juga dipahami dengan baik oleh oleh pasangan suami istri titik usaha dakwah di dalam keluarga harus ada perhatian yang sungguh-sungguh guna membangun rumah tangga yang islami. Bagi seorang suami hal pertama yang harus dilakukan adalah mendidik sang istrinya dan ini sebetulnya bisa dilakukan atau bisa diantisipasi saat pernikahan belum terjadi di mana calon suami ataupun seseorang yang akan menjadi suami memilih dan memilah calon istri dengan baik dan teliti seperti menentukan kriteria sosok istri yang betul-betul menjaga marwahnya sebagai wanita muslimah kemudian wanita itu dipastikan memiliki ilmu agama yang baik nasab yang baik dan tentunya berasal dari keturunan yang baik pula setelah rumah tangga itu terbina maka tugas selanjutnya adalah bagaimana cara mendidik anak-anaknya. 


seorang lelaki mukmin menanggung banyak kewajiban selain berkewajiban menjaga dirinya sendiri dari api neraka ia pun wajib menjaga keluarganya yang menjadi objek tekanan tradisi jahiliyah yang terjadi pada zaman sekarang ini oleh karena itu seorang mukmin harus memahami betapa beratnya kewajiban tersebut. 


Kemudian peran dakwah dalam menegakkan keluarga yang islami bukan hanya saja dibebankan pada pundak seorang suami istri juga memiliki peran yang sangat penting selain bekerja sama ataupun menopang dan membantu dakwah seorang suami maka istri pun tentunya memiliki hak dan memiliki kewajiban dalam hal memilih calon suami yang bisa membentuk benteng pertahanan keluarga yang jauh dari api neraka.

Teringat sebuah keterangan yang menjelaskan bahwa laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik begitupun juga sebaliknya perempuan yang baik-baik adalah untuk laki-laki yang baik-baik nah di situ bisa menjadi modal utama untuk membentuk keluarga yang islami keluarga yang terhindar dari api neraka. 


Pada zaman sekarang memang kita dihadapkan pada kondisi zaman yang sangat luar biasa ekstrem hidup dalam kehidupan jahiliyah jadi kehidupan jahiliyah ini bukan hanya terjadi pada zaman di mana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diutus tapi ternyata sekarang pun aku sudah kembali pada masa jahiliyah dari mulai tatanan akhlak yang jahiliyah tradisi jahiliyah sistem jahiliyah adab-adab jahiliyah dan juga wawasan yang jahiliyah. 


Yang digadang-gadang zaman sekarang ini adalah zaman globalisasi atau era globalisasi dimana peran seorang wanita itu hampir disamaratakan dengan laki-laki memang tidak menjadi suatu kesalahan tidak ada salahnya perempuan itu disamakan dengan laki-laki selama persamaannya itu dalam kategori yang adil. Adil di sini bukan berarti sama rata bukan berarti sama bukan berarti sama rata dalam hal timbangan atau juga ukuran ada di sini adalah tentunya menempatkan sesuatu pada tempatnya di mana ketika kita berpegang teguh pada aturan agama Allah dan juga rasulnya pada aturan Allah dan juga rasulnya semua takaran antara laki-laki dengan perempuan sudah benar-benar adil sudah benar-benar pada porsinya masing-masing karena sejatinya ajaran yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa sama sekali tidak pernah merendahkan kaum perempuan.


Begitupun dalam hal berdakwah dan menegakkan syariat Islam terlebih di dalam sebuah keluarga secara khususnya ataupun secara umumnya dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan yang lebih luas lagi jadi pada intinya siapa yang wajib menjaga keluarga dari api neraka ya laki-laki dan perempuan atau sepasang ayah dan juga Ibu bagi anak-anaknya kalau misalkan dispesifikasikan lagi yang tentunya memiliki kewajiban yang sangat urgen dan fundamental adalah seorang suami sebagai imam dari sebuah keluarga


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url



Beri Dukungan

Nih buat jajan